• Rumah
  • Artikel
  • Dokter hewan
  • Bagaimana Ketosis Sapi Mempengaruhi Produksi Susu? Pahami Penyebab dan Gejalanya untuk Mencegahnya!

Bagaimana Ketosis Sapi Mempengaruhi Produksi Susu? Pahami Penyebab dan Gejalanya untuk Mencegahnya!

乳牛酮症如何影響產乳效能?掌握病因和症狀,從檢測預防酮症!

Ketosis pada sapi merupakan tantangan yang diam-diam namun serius bagi peternak. Gangguan metabolisme ini mengubah komposisi susu, mengurangi produksi susu, dan bahkan dapat menyebabkan masalah reproduksi jangka panjang—yang pada akhirnya meningkatkan biaya produksi. Meskipun kasus ketosis ringan pada sapi dapat sembuh dengan sendirinya, proses pemulihannya seringkali lambat, sehingga berdampak pada produktivitas susu dan pendapatan petani. Deteksi dan pengobatan dini sangat penting ketika gejala ketosis pada sapi muncul. Tindakan pencegahan proaktif juga merupakan kunci untuk meminimalkan kasus ketosis klinis di peternakan.

Apa Itu Ketosis pada Sapi? Memahami Gejala Klinis dan Subklinis

Ketosis pada sapi perah biasanya terjadi pada awal masa laktasi karena asupan bahan kering yang tidak mencukupi atau nutrisi yang tidak seimbang, yang mengakibatkan kadar glukosa darah rendah. Ketika glukosa tidak mencukupi, sapi memobilisasi lemak tubuh sebagai sumber energi alternatif, yang menyebabkan produksi badan keton yang berlebihan. Hal ini meningkatkan kadar keton dalam cairan dan jaringan tubuh. Ketosis dapat dikategorikan sebagai klinis atau subklinis. Dalam kedua kasus tersebut, pengukuran konsentrasi keton yang akurat sangat penting untuk menilai prevalensi di tingkat peternakan, meningkatkan kesehatan sapi secara keseluruhan, dan meningkatkan produksi susu.

Ketosis Klinis

Sejak tahun 1990-an, penyakit ketosis pada sapi telah menjadi salah satu gangguan metabolisme yang paling berdampak pada peternakan sapi perah di AS. Kasus klinis sering disertai dengan gejala pencernaan atau neurologis.

Ketosis Subklinis

Ketosis subklinis merujuk pada peningkatan kadar keton dalam darah, urin, atau susu tanpa gejala yang terlihat.

Dampak Ekonomi Ketosis Sapi terhadap Industri Peternakan Taiwan

Satu kasus ketosis subklinis dapat mengakibatkan kerugian finansial sekitar USD 78 (sekitar NTD 2.600). Untuk peternakan dengan 100 sapi laktasi dan tingkat ketosis subklinis 40%, kerugian ekonomi tahunan dapat mencapai USD 3.120 (sekitar NTD 100.000). Dengan mempertimbangkan perkiraan 50.000 sapi laktasi di Taiwan, dampak ekonomi tahunan nasional dapat berkisar antara NTD 40 hingga 50 juta.

Tiga Jenis Ketosis pada Sapi: Penyebab dan Gejalanya

Ketosis pada sapi perah umumnya terbagi menjadi tiga kategori, masing-masing dengan penyebab dan tanda klinis yang berbeda. Kemampuan peternakan untuk mengenali dan mengelola gejala ketosis pada sapi sangat bergantung pada pengetahuan peternak tentang manajemen ternak dan pencegahan penyakit selama masa laktasi awal.

Ketosis Tipe I

Juga dikenal sebagai ketosis spontan atau ketosis akibat kekurangan makan, ketosis Tipe I biasanya terjadi 3 hingga 6 minggu setelah melahirkan dan merupakan bentuk yang paling umum selama awal masa laktasi. Sapi biasanya tampak sehat pada awalnya—dengan nafsu makan dan produksi susu normal—tetapi seiring berjalannya masa laktasi, mereka dapat mengalami keseimbangan energi negatif dan mengembangkan hipoglikemia kronis. Jenis ini sering diamati pada kawanan sapi yang diberi pakan tradisional dan menjadi lebih menonjol saat produksi susu mencapai puncaknya. Dengan pengobatan yang tepat, sapi dengan ketosis Tipe I umumnya pulih dengan baik.

Ketosis Tipe II

Ketosis tipe II umumnya menyerang sapi yang kelebihan berat badan setelah melahirkan dan sering dikaitkan dengan manajemen yang buruk selama periode transisi. Faktor stres seperti kepadatan berlebihan sebelum melahirkan, pengelompokan ulang yang sering, dan pemberian pakan berlebihan setelah melahirkan dapat memicu kondisi ini. Sapi yang kelebihan berat badan dan baru pertama kali melahirkan sangat rentan dan mungkin juga mengalami kesulitan melahirkan, retensi plasenta, atau infeksi rahim. Tidak seperti tipe I, ketosis tipe II dapat melibatkan hiperglikemia, meskipun kadar keton mungkin lebih rendah.

Ketosis Tipe III

Juga disebut ketosis silase asam butirat, ketosis Tipe III biasanya dikaitkan dengan pemberian pakan silase yang tinggi asam butirat—terutama ketika jagung dipanen sebelum waktunya atau kekurangan karbohidrat larut. Diet yang tidak seimbang yang kaya protein dan karbohidrat dapat menyebabkan produksi asetat dan butirat yang berlebihan, yang diubah menjadi sejumlah besar badan keton di lapisan rumen, yang akhirnya menyebabkan ketosis pada sapi.

Tabel Perbandingan: Tiga Jenis Ketosis pada Sapi

Ketosis Tipe I Ketosis Tipe II Ketosis Tipe III
Menyebabkan Kekurangan gizi
Keseimbangan energi negatif
Kegemukan
Kepadatan berlebihan atau pemberian makan berlebihan
Silase yang mengandung keton
Asam butirat dari fermentasi klostridial
Gejala Umum Peningkatan produksi susu, hipoglikemia, masalah pencernaan Hiperglikemia, distosia, infeksi rahim Gangguan pencernaan, bau tidak sedap
Kelompok yang Terdampak Sapi penghasil susu tinggi 3–6 minggu pasca melahirkan Sapi gemuk setelah melahirkan Kawanan ternak diberi pakan silase dengan ransum yang tidak seimbang.

Tiga Metode Pengujian Utama untuk Mencegah Ketosis pada Sapi

Gejala ketosis pada sapi dapat dideteksi dengan mengukur kadar keton dalam darah, urin, atau susu. Ketosis klinis didiagnosis ketika konsentrasi badan keton melebihi 30 mg/dL dalam darah, 84 mg/dL dalam urin, atau 10 mg/dL dalam susu.

Tes Darah

Senyawa keton utama meliputi aseton, asam asetoasetat (AAA), dan asam beta-hidroksibutirat (BHB). Alat pengukur glukosa darah dan keton komersial menawarkan pengukuran BHB yang tepat dalam darah sapi dan dianggap sebagai standar emas untuk mendiagnosis ketosis.

Tes Urine

Pengujian urin terutama mendeteksi asam asetoasetat dan berfungsi sebagai alat skrining cepat di tempat. Studi menunjukkan kadar keton dalam urin dapat melebihi kadar dalam darah pada sapi yang mengalami ketosis. Namun, urin mencerminkan akumulasi ekskresi keton, bukan metabolisme secara real-time, dan bukan pengganti pengujian darah. Hasil tes urin positif menunjukkan potensi risiko ketosis, tetapi hasil negatif tidak mengesampingkan ketosis subklinis. Untuk akurasi, kombinasikan dengan pengujian BHB darah.

Pengujian Susu

Kadar keton dalam susu kira-kira setengah dari yang ditemukan dalam darah, dengan ambang batas BHB sebesar 100–200 µmol/L. Meskipun 200 µmol/L tidak cukup untuk mendiagnosis kasus individual, pengujian susu membantu mengevaluasi risiko ketosis di seluruh kawanan ternak.

Mengapa Tes Darah Merupakan Metode Paling Akurat untuk Mendeteksi Ketosis?
Tes darah dianggap paling akurat untuk mendeteksi ketosis karena kadar keton berbeda secara signifikan di darah, urin, dan susu. Susu mengandung sekitar setengah dari keton yang ditemukan dalam darah, sedangkan kadar urin dapat berkisar dari 2 hingga 20 kali lebih tinggi. Pengukuran BHB dalam darah memastikan hasil yang tepat, dan BHB sangat stabil dalam darah, menjadikannya standar emas. Ambang batas tipikal adalah 14,4 mg/dL.

Bagaimana Cara Menggunakan Alat Pengukur Keton Sapi? Wawasan dari Para Ahli GL Biotech

Sistem Pemantauan Ganda Keton (BHB)/Glukosa Sapi SANcheck dari GL Biotech menggunakan teknologi elektrokimia untuk memberikan pembacaan keton yang cepat dan akurat. Begitu sampel menyentuh strip uji, sampel akan tertarik ke zona reaksi, di mana kadar BHB diukur melalui respons elektrokimia. Sistem ini bekerja dengan darah kapiler dan vena, memberikan hasil hanya dalam 10 detik. Dengan rentang deteksi 0,58–46,48 mg/dL, sistem ini mendukung pemantauan kesehatan sapi secara komprehensif di berbagai tahap laktasi. Berikut cara menggunakan alat ukurnya:

  1. Persiapan Perlengkapan: Anda akan membutuhkan meteran ganda SANcheck, strip uji BHB dan glukosa SANcheck, alat penusuk, dan jarum penusuk.

  2. Menghidupkan: Masukkan strip uji ke dalam meteran. Jika menggunakan strip dari wadah, segera tutup penutupnya untuk menghindari paparan kelembapan. Perangkat akan menyala secara otomatis.

  3. Verifikasi Kode: Konfirmasikan bahwa kode di layar sesuai dengan kemasan strip uji. Simbol tetesan darah menunjukkan bahwa alat pengukur siap digunakan.

  4. Cara Penggunaan: Sentuh ujung strip dengan lembut ke sampel darah. Sampel akan tersedot secara otomatis.

  5. Lihat Hasil: Setelah hitungan mundur, kadar glukosa akan muncul di layar. Jika tidak aktif selama 3 menit, alat pengukur akan mati secara otomatis.

〈Rekomendasi: Sistem Pemantauan Ganda Keton Sapi (BHB)/Glukosa SANcheck

Kesimpulan

Dengan formulasi ransum yang tepat, nutrisi optimal, dan pemantauan rutin kadar protein, lemak, dan keton dalam susu, peternak sapi perah dapat mendeteksi ketosis klinis dan subklinis sejak dini. Hal ini meminimalkan kerugian produksi, mengurangi biaya pengobatan, dan meningkatkan profitabilitas secara keseluruhan. Meter SANcheck dari GL Biotech memiliki manajemen data yang canggih, menyimpan hingga 200 hasil keton dan 800 hasil glukosa. Alat ini juga menghitung rata-rata 7, 14, 30, 60, dan 90 hari—memberdayakan peternak dengan wawasan kesehatan sapi yang komprehensif. Lindungi kesehatan ternak Anda dengan mencegah ketosis pada sapi. Hubungi kami sekarang untuk melacak perubahan dan meningkatkan kesejahteraan sapi serta kualitas susu.
〈Info Lebih Lanjut: Bagaimana Cara Menggunakan Alat Pengukur Keton dengan Benar? Penjelasan Mendalam tentang Pengujian Keton
〈Info Lebih Lanjut: [Alat Pengukur Glukosa dan Strip Tes: Panduan Lengkap] Kelola Gula Darah Anda di Rumah


Referensi:

〈參考資料:酮症造成台灣荷蘭牛的經濟損失(請看下方“相關照片”資訊欄)
〈參考資料: 控制乳牛酮症的要點
〈參考資料: 乳牛酮體檢測及應用-國立中興大學獸醫學系(PDF檔)

Kata kunci artikel

Pencarian Kata Kunci

Berlangganan Newsletter

Nama
E-mail

Katalog Artikel

ATAS